Senin, 05 Mei 2014

PEMBINAAN PSIKOLOGIS BAGI LANJUT USIA (LANSIA)

         Kondisi psikologis adalah keadaan mutlak atau jiwa seseorang yang mencakup:
  1. Kemampuan berpikir: kemampuan seseorang untuk menangkap, mengolah dan menilai suatu permasalahan.
  2. Emosi: keadaan perasaan seseorang misalnya stabil/tidak stabil, sedih/senang, terkendali atau tidak terkendali.
  3. Sikap:Kesiapan seseorang untuk bertindak sesuai perasaan dan pikirannya.
  4. Perilaku: tindakan atau perbuatan seseorang terhadap lingkungannya.
         Ada 4 tipe LANSIA:
  1. LANSIA yang produktif yaitu LANSIA yang fungsi psikologisnya stabil dan fisiknya kuat.
  2. LANSIA yang mengalami kemunduran psikologis, tetapi fisiknya masih kuat.
  3. LANSIA yang mengalami kemunduran fisik, tapi psikologisnya tetap stabil.
  4. LANSIA yang jompo yaitu LANSIA yang fisiknya maupun psikologisnya mengalami kemunduran.

A.   PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA

    1.   Kemunduran Daya Ingat

         Ada kemunduran daya ingat, khususnya daya ingat (lupa) terhadap hal-hal yang baru saja terjadi, tetapi ingat hal-hal yang sudah lama terjadi. Ada juga sebagian LANSIA yang mengalami kemunduran dalam proses berpikir seperti lambat menangkap dan mengartikan informasi, sulit konsentrasi, kaku dalam mempertahankan pendapat,kreatifitas berkurang.

    2.   Perubahan Emosi/Perasaan LANSIA

         Perubahan emosi yang sering terjadi pada lansia antaralain: adanya perasaan tidak berguna dan tidak dibutuhkan orang lain sehingga muncul keinginan untuk diakui orang lain, adanya penurunan dalam menyatakan emosi. LANSIA merasa sulit untuk menampilkan perasaan secara terbuka.

    3.   Perubahan Sikap dan Perilaku
  • Gerakan kaku dan lamban. Hal ini disebabkan karena kemunduran psikomotorik, sehingga tubuh tidak lentur dan tidak terkoordinasi dengan baik.
  • Dalam menjalin hubungan sosial, cenderung mencari orang-orang seusianya, dan mengurangi partisipasi dalam hubungan sosial.
  • Memimpikan dan berorientasi pada masa lampaunya dengan kenang-kenangan yang menyenangkan, kejayaan, keunggulan dan keberhasilan.
    4.   Akibat Kemunduran Fisik terhadap Perubahan Psikis LANSIA

         Sistem syaraf dipengaruhi oleh kondisi fisik lainnya misalnya fungsi jantung, penyempitan pembuluh darah, berbagai penyakit seperti penyakit gula. Perubahan-perubahan fisik biasanya menyebabkan perubahan pula pada fungsi psiklogisnya.

    5.   Dukungan Lingkungan atau Suasana Keluarga

         Keluarga yang kurang memberikan perhatian, kurangnya komunikasi dan kurang memahami kebutuhan LANSIA akan mempercepat kemunduran kondisi psikologis LANSIA.


 B.   MASALAH PSIKOLOGIS PADA LANSIA

    1.   Penyebab Timbulnya Berbagai Permasalahan Psikologis pada LANSIA

         Menurunnya kondisi fisik dan psikologis pada LANSIA merupakan faktor alami yang tidak dapat dicegah tetapi dapat diperlambat atau dipercepat tergantung kepada LANSIA yang bersangkutan, pola makan, lingkungan dan keturunan.
         Untuk itu semua orang perlu mempersiapkan diri menghadapi masa LANSIA, makin siap seseorang menghadapi masa LANSIA, makin lambat proses penurunan fisik psikologis tadi dan sebaliknya, yang menjadi masalah adalah bagaimana caranya mempersiapkan diri dalam menyongsong masa LANSIA.

    2.   Pembinaan Psikis Bagi LANSIA

         Agar LANSIA merasa nyaman dalam kehidupan sehari-hari, perlu diperhatikan beberapa hal seperti:
  • Menentukan tempat tinggal yang memuaskan untuk masa tua.
  • Menyesuaikan diri dengan uang pensiun yang diperolehnya atau uang yang dimilikinya.
  • Memantapkan kegiatan rutin rumah tanggasecara memuaskan.
  • Memelihara hubungan yang harmonis dengan suami istri.
  • Menghadapi kehidupan diri sendiri atau persiapandiri untuk hidup tanpa pasangan.
  • Memelihara hubungan dengan anak dan cucu.
  • Memelihara hubungan dengan lingkungan sekitar.
  • Menemukan makna hidup.
    3.   Masalah yang Berkaitan dengan LANSIA

         a.  Keluarga
            Keluarga dapat menimbulkan frustasi bagi LANSIA jika terjadi hambatan komunikasi antara LANSIA dengan anak, menantu dan cucunya.

         b. Pasangan Hidup
            Sebagian LANSIA yang tidak punya pasangan, cenderung mengisolasi diri karena merasa sudah tidak punya teman atau sahabat lagi.

         c. Lingkungan Sosial
            Ada kalanya pria atau wanita LANSIA mengisolasi diri karena merasa tidak mempunyai sahabat atau teman, padahal LANSIA masih mempunyai keinginan untuk diakui dan dibutuhkan orang lain.

         d. Pensiun atau Purna Tugas
            Perpindahan status dari pekerja menjadi tidak bekerja lagi berpengaruh dan menjadi sangat bermakna terhadap LANSIA.

          e. Aspek Kematian
             LANSIA yang tidak siap menghadapi kematian akan menimbulkan rasa takut mati.

    4.   Masalah Psikis yang dialami LANSIA

         a.  Kecemasan dan Ketakutan
             Kecemasan dan ketakutan yang muncul misalnya cemas akan perubahan fisiknya dan fungsi anggota tubuh, cemas akan kekuatan sosial, cemas akan tersingkir dari kehidupan sosial, takut penyakit, takut mati, takut kekurangan uang.
             Keadaan ini disertai rasa sedih, bimbang dan terancam sampai kedalam batinnya. Bila yang ditakutkan menjadi kenyataan, maka LANSIA akan menjadi penakut, penuh duka dan curiga. Bila LANSIA berhasil menguasai rasa takut, LANSIA akan mengupayakan menghadapi diri apa adanya dengan segala kelemahan dan keunggulannya.

         b.  Mudah Tersinggung
              Suasana hati LANSIA cenderung peka, mudah tersinggung dan cepat berubah. Perasaan penuh dengan ketegangan, gelisah dan sikap banyak menuntut, bahkan kadang kala terjadi ledakan emosional yang penuh kecurigaan.

         c.  Rasa Kesepian
             Bagi LANSIA yang sudah janda atau duda kesadaran akan kesendirian sering menjadi pengalaman yang menakutkan. Teman dekat satu persatu meninggal, selain itu anak-anak meninggalkan rumah untuk membentuk keluarga sendiri. Rasa sepi ini dapat menimbulkan kesangsian akan makna nilai dirinya dan guna bagi masyarakat.

          d.  Hilangnya Kepercayaan Diri
              LANSIA sering merasa tidak yakin akan dirinya dan menjalani hidup dengan perasaan iri dan benci. Kadang kala ia gembira bila melihat kegagalan generasi muda.

          e.  Bermimpi Masa Lampau
              Sebagian LANSIA suka bermimpi hayalan kosong mengenai masa lampau. Lansia berusaha melarikan diri dari masa kini yang tidak menyenangkan dan masa mendatang yang kurang memberikan harapan, ke masa lampau dengan kenang-kenanganyang menyenangkan.

          f.  Egois
              LANSIA merasa bahwa kekuatannya makin surut. Sebagai kompensasi, munculnya pelampiasan dalam bentuk kesombongan, keras kepala, mementingkan diri sendiri dan merasa dirinya paling benar.


 
C.   PEMBINAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA

    1.  Upaya yang bisa dilakukan Keluarga dalam Pembinaan Psikis LANSIA
  • Keluarga perlu menyediakan waktu untuk mengajak berbicara dari hati ke hati serta membantu agar LANSIA dapat mengungkapkan keluhanya serta terbuka.
  • Keluarga berupaya untuk memahami apa yang dirasakan LANSIA, mencari penyebab masalah dan berbagai pengalaman dengan LANSIA.
  • Keluarga berusaha memahami kebutuhan LANSIA dengan memberikan perhatian, kasih sayang yang tulus dan rasa aman.
  • Keluarga merujuk kepada tenaga ahli, apabila menghadapi LANSIA yang mengalami gangguan mental yang cukup mengganggu.
    2.  Upaya yang dapat dilakukan LANSIA dalam Menjalani Masa Tuanya

         a.  Menerima Usia Lanjut dengan Lapang Dada

             Menerima perubahan dirinya dengan hati pasrah, kenyataan bahwa dirinya menjadi tua diterima secara positif dan dengan senang hati memasuki tingkatan hidup yang baru.

         b.  Berlatih Melepaskan Diri dan Bijaksana

              Sikap lepas bebas dari kehidupan duniawi dalam arti mengambil jarak dari segala miliknya. kemudian ia memperoleh perspektif baru yaitu: hidup dengan arif, bijaksana, penuh cinta kasih dan pengertian kepada generasi muda. Hal ini bisa tercapai bila LANSIA memiliki kematangan jiwa dan kaya dengan pengalaman hidup.

         c.  Berupaya Menghadapi Kesepian

              Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kesepian adalah:
  • Berusaha membuat dirinya bermanfaat bagi orang lain.
  • Mengunjungi teman LANSIA yang hidup sendiri.
  • Memperhatikan dan menghibur orang yang kesusahan.
  • Bagi LANSIA yang sudah tidak dapat pergi kemana-mana, upaya ini dapat dilakukan melalui surat-menyurat dengan tulisan pendek atau melalui telepon. Upaya-upaya ini akan menyebabkan dirinya ikut terhibur.
         d.  Menemukan Minat dan Berprestasi

              Saat kekuatan jasmani mulai menyusut, ada potensi dan kekuatan dalam diri yang baru berkemban. Seseorang akhirnya menemukan dan mengembangkan minatnya sehingga berprestasi diberbagai bidang, misalnya seni, musik, sastra, agama, perkebunan, pertanian, dan lain sebagainya.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda